Senin, 06 Desember 2021 1374
Subkoor informasi
Subang, 25 November 2021, PLTMH Melong yang berada di Desa Jambelaer, Kecamatan Dawuan, Kabupaten Subang mendapatkan kunjungan dari Direktorat Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi. Tepatnya dari Direktorat Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana - perwakilan Kelompok Substansi Sarpras Transportasi, Energi dan Air.
Pada kunjungan tersebut dilakukan koordinasi dan diskusi terkait energi baru terbarukan. Dalam koordinasi tersebut, tim berdiskusi terkait pembangkit listrik tenaga mikrohidro yang merupakan energi baru terbarukan dengan memanfaatkan aliran air sebagai penghasil tenaga listrik. Dalam kunjungan ini, tim Sarpras Transportasi, Energi dan Air didampingi oleh Hakiki Musa Janaki selaku operator PLTMH Melong yang bertugas menjaga, monitoring dan melakukan maintenance berkala.
PLTMH Melong merupakan salah satu pembangkit yang dibangun dan beroperasi pada tahun 2005 memanfaatkan air dari saluran air irigasi yang dikelola Perum Jasa Tirta II Subang. Awalnya PLTMH ini dibangun untuk mendukung kegiatan penelitian dan pengembangan ketengalistrikan dan energi baru dan terbarukan oleh Badan Layanan Umum (BLU) Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE) Balitbang Kementerian ESDM. Kemudian, PLTMH Melong juga menjadi rujukan pengelolaan PLTMH bagi negara berkembang, pemerintah daerah dan pemerintah kabupaten/kota. PLTMH Melong sendiri sampai saat ini masih aktif menghasilkan daya 70-75 kW dengan rata-rata debit air yang konstan 2,5 m³/s. Aliran listrik dari PLTMH Melong langsung di saluran ke PLN dengan harga jual Rp. 520 rupiah/kWh.
PLTMH Melong juga pernah mendapatkan Penghargaan ASEAN ENERGY AWARD kategori ON GRID. Selain itu, PLTMH Melong memiliki keunggulan, yaitu: head yang rendah namun dapat menghasilkan daya listrik yang besar, dan juga memiliki debit air yang konstan sehingga dapat menghasilkan listrik yang stabil dan bertahan hingga saat ini. Hal ini, tentu patut kita jadikan contoh penerapan dan replikasi di Daerah Tertinggal nantinya.