Tenaga surya adalah energi terbarukan yang memiliki pertumbuhan kapasitas tercepat
di dunia yaitu dari 23 GW di 2009 menjadi 627 GW di 2019. Seiring dengan pertumbuhan
pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) tersebut, penggunaan PLTS Atap mulai berkembang
di negara maju khususnya Australia yang mempunyai kapasitas PLTS Atap sebesar 8 GWp di
2018.
Indonesia sendiri telah mendorong pemanfaatan PLTS Atap melalui Peraturan Menteri
ESDM Nomor 49 Tahun 2018 tentang Penggunaan Sistem Pembangkit Listrik Tenaga Surya
Atap oleh Konsumen PT. Perusahaan Listrik Negara (Persero). Dalam Peraturan Menteri
ESDM tersebut, listrik dari PLTS Atap wajib dibeli oleh PLN sebesar 65% dari jumlah listrik
yang diekspor ke PLN. Sebagaimana di negara maju, program PLTS Atap perlu didukung
dengan sistem informasi yang dapat memberikan informasi manfaat dan biaya PLTS Atap
secara komprehensif ke masyarakat.
Informasi umum yang ingin diketahui ketika mempertimbangkan investasi PLTS Atap
adalah manfaat dan biaya, yaitu seperti potensi produksi listrik PLTS, pengurangan biaya
tagihan listrik, biaya investasi dan operasional. Sistem informasi tersebut sudah umum
digunakan oleh negara maju seperti SunSPoT dan SolarCalculator di Australia, serta di
Amerika Serikat. Penggunaan sistem informasi semacam itu cukup mudah yaitu hanya
menggambar luas atap yang akan dipasang PLTS dan kemudian sistem informasi menampilkan
estimasi manfaat dan biaya. Sistem informasi serupa untuk Indonesia adalah Calculator Xurya
namun belum menyediakan informasi yang lengkap. Sistem informasi seperti ini mempunyai
fungsi survei dan analisis kelayakan PLTS Atap secara cepat dan gratis sehingga berpotensi
mendorong investasi PLTS atap.
Pada 2020, Badan Litbang ESDM membuat aplikasi yang lebih baik yaitu aplikasi
electronic Survey, Monitoring, and Reporting (e-SMART) PLTS Atap. Aplikasi ini mampu
menginformasikan potensi kapasitas dan produksi PLTS Atap serta biaya yang diperlukan
dengan mempertimbangkan luas atap, kebutuhan konsumsi listrik, dan kapasitas daya
terpasang PLN dalam menghitung potensi kapasitas PLTS Atap. Aplikasi e-SMART PV
bermanfaat sebagai alat bantu perencanaan PLTS atap terutama dalam mengurangi biaya survei
pemasangan PLTS sekaligus memberitahu manfaat ekonomis dan biaya PLTS Atap secara
cepat dan akurat. Aplikasi ini diharapkan dapat membantu masyarakat ketika ingin
menggunakan PLTS Atap.
Perhitungan potensi PLTS atap mempunyai beberapa tahap analisis. Tahap pertama
adalah menghitung potensi PLTS berdasarkan luasan atap yang tersedia dan kebutuhan PLTS
berdasarkan konsumsi listrik. Tahap kedua adalah membandingkan data potensi dengan
kapasitas daya PLN terpasang. Nilai paling rendah dipilih sebagai batas kapasitas maksimum
yang dapat dipasang atau disebut dengan kapasitas disain. Tahapan selanjutnya adalah
menggunakan nilai kapasitas disain tersebut untuk simulasi perhitungan kapasitas inverter dan
modul sesuai dengan basis data yang tersedia. Hasil simulasi ini akan menentukan rekomendasi
nilai kapasitas PLTS atap.
Aplikasi e-SMART PV dapat diakses melalui website P3Tek KEBTKE
(https://p3tkebt.esdm.go.id/) dibagian pelayanan publik. Aplikasi eSMART PV memiliki
beberapa tampilan halaman yaitu halaman awal, halaman peta dan perhitungan, artikel,regulasi
dan kontak dan halaman admin untuk melakukan perubahan pada master data. Pada halaman
muka, pengguna dapat memulai analisis dengan menekan tombol “Mulai”. Pengguna
kemudian dibawa ke halaman input data. Pada halaman ini, pengguna dapat menggambar luas
atap pada peta GIS untuk menghitung luas atap yang akan dipasang PLTS. Setelah luas atap
didapat, pengguna harus memasukkan data berikut pada bagian Keterangan Teknis. Setelah
data keterangan teknis diinput dan dihitung, aplikasi e-SMART PV selanjutnya akan
menampilkan hasil kalkulasi.
Tampilan website P3Tek KEBTKE untuk Akses e-SMART
Tampilan halaman awal e-SMART PV
Hasil gambar atap untuk menghitung luas area
Selain data teknis, aplikasi e-SMART juga akan menampilkan manfaat dari sistem
PLTS yang dipasang berupa penghematan tagihan listrik PLN, pengurangan emisi CO2, serta
ekuivalensi terhadap jumlah pohon yang ditanam, dan pemakaian BBM di kendaraan bermotor.
Tampilan hasil kalkulasi e-SMART PV