Gunung Sindur (Jum’at, 7/8), sebagai upaya untuk mengurangi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) untuk PLTD, Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (P3TKEBTKE), Badan Litbang ESDM dengan dukungan pendanaan dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) sepakat untuk melaksanakan Kajian Kelayakan Pemanfaatan Minyak Nabati Murni untuk PLTD.
Kick-off Meeting kegiatan kajian ini telah dilakukan pada hari Jum’at tanggal 7 Agustus 2020 berlokasi di power house kantor P3TKEBTKE yang sekaligus sebagai laboratorium pengujian minyak nabati murni pada PLTD, dihadiri oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis, Direktur Bioenergi DJEBTKE, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS, Sekretaris Badan Litbang ESDM, Kepala PPTMGB “Lemigas”, Komite Riset BPDP Kelapa Sawit, perwakilan Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, perwakilan Litbang PT PLN (Persero), perwakilan dari Ikatan Ahli Bioenergi Indonesia (IKABI), Gabungan Pengusaha Kelapa Swait Indonesia (GAPKI), dan Masyarakat Perkelapa-sawitan Indonesia (MAKSI) serta Dr. Iman Reksowardoyo.
Pada kesempatan tersebut sambutan dan arahan telah diberikan oleh Staf Ahli Menteri Bidang Perencanaan Strategis, Direktur Bioenergi DJEBTKE, Direktur Penyaluran Dana BPDPKS yang mengharapkan agar kegiatan uji coba Pemanfaatan minyak nabati murni pada PLTD dapat berjalan dengan baik dan memberikan hasil yang bermanfaat untuk mengurangi ketergantungan terhadap BBM. Kajian Kelayakan Pemanfaatan Minyak Nabati Murni untuk PLTD selanjutnya dinyatakan secara resmi mulai berjalan oleh Kepala Badan Litbang ESDM yang dalam hal ini diwakili oleh Kepala P3TKEBTKE.
Kajian Kelayakan ini mempunyai empat ruang lingkup, yaitu penyusunan database PLTD yang ada di Indonesia beserta karakteristiknya, uji coba operasi penggunaan CPO di genset, penyusunan rantai pasok CPO ke PLTD, dan penyusunan skema bisnis dan rekomendasi kebijakan. Terkait uji coba operasi pada genset, ada lima jenis bahan bakar yang akan digunakan untuk melihat performa genset, yaitu B30 sebagai referensi, degumming CPO, CPO, industrial vegetable oil (IVO), dan demineralized CPO yang nantinya akan di ujicoba pada genset diesel 4 silinder 25 kVA selama 500 jam. Penggunaan bahan bakar B30 akan dijadikan sebagai baseline/reference dikarenakan PLN menggunakan B30 sebagai bahan bakar pada PLTD.
Selama ujicoba akan dipantau monitoring Air Fuel Ratio (AFR), Specific Fuel Consumption (SFC), emisi, Opasitas, kebisingan, dan differential pressure (sebelum dan sesudah masuk fuel filter) setiap 4 jam. Pada pengujian bahan bakar di mesin genset diesel tersebut akan dikondisikan load/beban genset 0%, 25%, 50%, 75%, 80%, dan 100% menggunakan load bank yang dapat diatur secara otomatis.
Riset yang dibiayai oleh BPDPKS ini juga menggandeng beberapa mitra, yakni Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan, Balai Teknologi Bahan Bakar dan Rekayasa Disain - Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, dan PLN Litbang.
Peserta bersama Komite Riset BPDPKS berkesempatan juga melakukan kunjungan ke laboratorium Fluid Catalytic Cracking (FCC) untuk melihat kemajuan kegiatan Perengkahan Katalik untuk Produksi Biohidrokarbon pada Reaktor Riser yang pendanaan penelitiannya juga di danai dari BPDPKS. Komite Riset meminta agar hasil penelitian ini tidak hanya dapat memberikan manfaat bagi ketersediaan bahan bakar alternatif yang ramah lingkungan, tetapi juga dapat memberikan manfaat kepada petani kelapa sawit.