Rabu, 16 Juni 2021 21057
subbid informasi
Susun Roadmap Pengembangan Pencahayaan LED, Kementerian ESDM mulai petakan kualitas lampu buatan dalam negeri
Lampu adalah peralatan listrik yang pasti digunakan oleh setiap rumah tangga dengan akses listrik. Berdasarkan hasil survei di 2020, setiap rumah tangga secara rata-rata menggunakan 5 hingga 6 lampu selama 7,6 jam per hari. Teknologi lampu berkembang pesat dalam 20 tahun terakhir dari awalnya lampu pijar menjadi lampu swa-balast atau compact fluorescent lamp (CFL) mulai banyak digunakan sejak 2002, dan hingga sekarang teknologi lampu light emitting diode (LED) yang memasuki tahap komersial sejak 2013. Perbedaan utama dari teknologi lampu tersebut adalah efisiensi atau efikasi energi (dinyatakan dalam lumen per watt atau lm/W), yaitu 8 - 15 lm/W untuk lampu pijar, 50 - 70 lm/W untuk CFL, dan 80 - 110 lm/W untuk lampu LED. Artinya, penggunaan lampu LED berpotensi menghemat energi minimal sebesar 14% jika dibandingkan penggunaan CFL.
Oleh karena itu, jumlah penjualan lampu LED terus meningkat dari 22 juta lampu di 2012 menjadi 60 juta unit di 2019. Penggunaan lampu LED tersebut perlu ditingkatkan lagi karena jumlah lampu LED masih sebesar 52% dari total jumlah lampu yang digunakan oleh rumah tangga. Lampu lain yang digunakan adalah CFL (41%) dan lampu pijar (7%). Permintaan lampu diproyeksikan akan meningkat menjadi 165 juta unit di 2030.
Berkaitan dengan itu, Badan Litbang ESDM dan Direktorat Jenderal EBTKE - Kementerian ESDM sedang menyusun Roadmap Pengembangan Pencahayaan LED untuk mempercepat transisi energi bersih menuju zero emission target di sektor energi. Kepala P3Tek KEBTKE, Hariyanto, menjelaskan bahwa Roadmap tersebut akan memuat rencana dari berbagai kementerian/lembaga, asosiasi, dan industri lampu LED. Indonesia mempunyai 41 industri lampu LED dan 3 asosiasi industri lampu yaitu Asosiasi Luminer Indonesia (Alindo), Asosiasi Perusahaan Perlampuan Indonesia (Apperlindo), dan Gabungan Industri Manufaktur Lampu Terpadu Indonesia (Gamatrindo).
Tahap awal penyusunan Roadmap tersebut adalah survei kemampuan dan rencana kerja industri lampu LED dalam negeri yang akan dilaksanakan pada minggu ke-2 bulan Juni hingga minggu ke-2 bulan Juli 2021. Hasil survei pertama pada 7 hingga 11 Juni 2021 adalah industri lampu LED dalam negeri mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing dengan produk lampu impor ternama.
Survei pertama dilakukan pada PT. Daya Mandiri Terbarukan (DMT) di Curug, Banten. DMT saat ini tidak tergabung dalam asosiasi industri lampu. Produk utama DMT adalah lampu LED untuk penerangan jalan umum (PJU), namun DMT juga memproduksi PJU surya, bola lampu LED, lampu tabung LED, lampu LED showcase, lampu LED high bay, dan lampu LED floodlight. Selain mempunyai merek sendiri yaitu FujiLED, DMT adalah Original Equipment Manufacturer (OEM) dari beberapa merek lampu terkemuka lainnya. Ono, Kepala Seksi DMT, menjelaskan DMT mempunyai komitmen untuk memproduksi lampu LED berkualitas tinggi seperti faktor daya diatas 95% dan efikasi diatas 100 lm/W. Rencana DMT ke depan adalah terus menjalin kerjasama dengan perusahaan lain baik di dalam negeri dan luar negeri dalam memproduksi lampu LED. Informasi lebih lanjut mengenai DMT dapat dilihat pada https://www.linkedin.com/company/pt-daya-mandiri-terbarukan/about/.
Pelaksanaan survei kedua dilakukan di Bandung pada PT. Solarens Ledindo dan CV. Sentosa Electric. Sebagai anggota Alindo, produk utama Solarens Lendido adalah lampu PJU namun juga memproduksi lampu LED jenis tabung, high bay, aviation and marine lighting, flood light, lampu industri, dan lampu outdoor lainnya. Efikasi lampu PJU Solarens minimal sebesar 160 lm/W. Selain efikasi yang tinggi, lampu PJU Solarens mudah ditambahkan fitur smart technology seperti fitur smart dimmer dan sensor cahaya. Irvin, Ketua Alindo dan Direktur Utama PT. Solarens Ledindo, mempunyai komitmen untuk mengembangkan industri lampu LED khususnya PJU di Indonesia. Informasi lebih lanjut mengenai produk PT. Solarens Ledindo dapat dilihat pada https://solarens.co.id/id/.
CV. Sentosa Electric adalah anggota Gamatrindo dan mempunyai produk utama bola lampu LED dengan merek Keibu, Sook, dan Mona. Selain itu, Sentosa Electric juga memproduksi berbagai jenis lampu LED seperti ceiling, fan, downlight panel, emergency, PJU, PJU surya, tabung, high bay, bola lampu LED tegangan DC 12 V, dan lampu sorot. Sentosa Electric mempunyai peralatan produksi yang lengkap seperti mesin injeksi untuk pembuatan badan (body) dan tutup lampu sehingga Sentosa Electric dipercaya menjadi OEM lampu LED merek lain di dalam negeri. Bola lampu LED yang diproduksi Sentosa Electric telah lulus Standar Nasional Indonesia (SNI) / IEC 62560:2015 untuk spesifikasi keselamatan lampu LED walau SNI tersebut belum diwajibkan. Ahmad, General Manager CV. Sentosa Electric, menjelaskan bahwa pencantuman SNI tersebut penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap kualitas lampu LED Keibu. Sebagai informasi, efikasi lampu Keibu minimal 110 lm/W dan Sentosa Electric berkomitmen akan terus meningkatkan angka efikasi tersebut. Rencana pengembangan lainnya adalah melakukan re-desain lampu LED sekitar 6 hingga 8 bulan sekali untuk memenuhi perubahan tren permintaan pasar. Informasi lebih lanjut mengenai produk Sentosa Electric dapat dilihat pada https://keibu-electric.com/.
Industri terakhir yang disurvei pada minggu pertama adalah PT. Honoris Industry di Ciawi, Bogor. Honoris Industry adalah anggota Apperlindo dan awalnya dikenal sebagai OEM kamera Fuji film. Honoris Industry mempunyai merek lampu sendiri yaitu Hori untuk produk bola lampu LED, candle, flood light, PJU, PJU surya, high bay, down light, dan tabung T8. Sales & Marketing Project Director, Widarto, menjelaskan bahwa Honoris Industry memproduksi produk dengan kualitas tinggi dalam rangka melestarikan lingkungan hidup dan mengurangi pemanasan global. Untuk itu, Honoris Industry masih dipercaya sebagai OEM merek lampu global dengan pangsa pasar di Amerika Serikat. Untuk memenuhi permintaan global tersebut, jumlah pegawai di Honoris Industry mencapai 680 orang. Informasi lengkap mengenai produk lampu PT. Honoris Industry dapat dilihat pada https://www.honorisindustry.com/.
Survei awal di empat industri dalam negeri sudah menunjukkan bahwa Indonesia mampu memproduksi lampu LED yang berkualitas. Produk lampu Indonesia bahkan di eskpor ke berbagai negara. Kemampuan ini merupakan potensi untuk mengurangi impor lampu LED yang saat ini masih sekitar 70% total lampu LED yang beredar di Indonesia. Penggunaan lampu LED buatan dalam negeri tidak hanya mendukung program penghematan energi dan penurunan emisi gas rumah kaca namun juga membantu pemerintah dalam memulihkan ekonomi pasca pandemi Covid-91 melalui penambahan jumlah lapangan kerja dan mengurangi impor. (Bidang.AI)