
Proses konversi termokimia dari biomassa padat menjadi gas bakar.
Gas bakar tersebut mengandung karbon monoksida (CO), hydrogen (H
2) dan sedikit kandungan metan (CH
4).
Pembangunan peralatan pemanfaat gasifikasi sebagai salah satu cara
membantu masyarakat pengrajin gerabah dan keramik dalam meringankan
beban biaya produksi khususnya pada saat pembakaran. P3TKEBT bekerja
sama dengan PEMDA Purwakarta membangun tungku pembakar keramik yang
memanfaatkan bahan bakar selain BBM. Sehingga masyarakat tidak lagi
perlu membangun tungku masing-masing melainkan dapat memanfaatkan
fasilitas yang dibangun.
Pilot plant gasifikasi kapasitas 100 kg/jam
dengan bahan baku sekam padi dibangun di desa Plered-Purwakarta.
Rata-rata efisiensi konversi untuk gasifikasi biomassa 60-70 %.
Memanfaatkan gasifikasi biomassa sebagai
pengganti minyak tanah untuk industri dapat menghemat sekitar 60
juta/bulan/industri, dimana rata-rata pemakaian minyak tanah industri 8
ton/minggu. Setelah melihat hasil dari dari uji coba sistem gasifikasi
dengan biomasa di atas, selanjutnya dilakukan perancangan pipa koneksi
dari sistem gasifikasi ke tungku pembakaran shuttle kiln dan ke tunel
pengering. Skema perencanaan pipa koneksi yang akan dipasang terdiri
dari 3 (tiga) unit sistem yaitu :
- Koneksi utama gas bakar gasifier-tungku shuttle kiln;
- Koneksi saluran udara sekunder shuttle kiln;
- Koneksi saluran pemanfaat sisa panas tungku-tunnel pengering. Uji
kinerja seluruhnya dari sistem gasifikasi setelah dilakukan penyambungan
pipa dari sistem gasifikasi-tungku shuttle kiln-tunnel pengering akan
dilakukan pada tahun 2010.